Minggu, 23 Juni 2013

AKULAH TULANG RUSUKMU





♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥
Add caption

WANITA: Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?


LELAKI: Kamu!!!

WANITA: Menurut kamu, saya ini siapa?

LELAKI: (Berfikir sejenak, lalu menatap WANITA dengan pasti) Kamu, tulang rusukku.

Kerana Allah melihat bahawa Adam kesepian. Saat Adam sedang lena tidur, Allah mengambil rusuk Adam dan menciptakan Hawa. Semua LELAKI mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hatinya...

Setelah berkahwin, pasangan itu mengalami masa yang indah dan manis untuk sementara. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kelelahan hidup yang ada. Hidup mereka menjadi membosankan.

Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari pada akhir sebuah pertengkaran WANITA lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak "Kamu tidak cintakan saya lagi!!!".

LELAKI sangat membenci ketidakdewasaan WANITA dan secara spontan juga berteriak "Saya menyesali perkahwinan ini! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!!!"

Tiba-tiba WANITA terdiam, dan berdiri kaku untuk beberapa saat.

LELAKI menyesali akan apa yang sudah dia lafazkan, tetapi seperti air yang telah tertumpah tidak mungkin untuk diceduk kembali. Dengan berlinang air mata, WANITA kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau saya bukan tulang rusukmu, biarkan saya pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing".

Lima tahun berlalu. LELAKI masih belum lagi berkahwin, tetapi berusaha mencari khabar akan kehidupan WANITA. WANITA pernah ke luar negeri tetapi sudah kembali. Dia pernah berkahwin dengan seorang asing dan bercerai.

LELAKI agak kecewa bila mengetahui WANITA tidak menunggu, sepertinya.

Dan di tengah malam yang sunyi, dia meminum kopinya dan merasakan sakit di

hatinya. Tetapi LELAKI tidak sanggup mengakui bahawa dia merindukan WANITA.

Suatu hari, mereka akhirnya bertemu kembali. Di airport, tempat di mana banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas.

LELAKI: Apa khabar?

WANITA: Baik... Kamu sudah menemui tulang rusukmu yang hilang?

LELAKI: Belum.

WANITA: Saya akan terbang ke New York dengan penerbangan berikut. Saya akan kembali 2 minggu lagi. Telefon saya kalau kamu berkesempatan. Kamu tahu nombor telepon saya kan ? Tidak ada yang berubah.

WANITA tersenyum manis, berlalu di hujung lafaz "Selamat tinggal.."

Satu minggu kemudian, LELAKI menerima khabar WANITA adalah salah seorang korban Menara WTC. Malam itu, sekali lagi, LELAKI meneguk kopinya dan kembali merasakan sakit dihatinya. Akhirnya dia sedar bahwa sakit itu adalah kerana WANITA, tulang rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

Kita menempiaskan 99% kemarahan walau kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya adalah penyesalan. Seringkali penyesalan itu datang dikemudiannya, akibatnya setelah kita menyedari kesalahan kita, semua sudah terlambat...

Kerana itu, jagalah dan sayangilah orang yang dicintai dengan sepenuh hati... Sebelum mengucapkan sesuatu berfikirlah dahulu, apakah kata-kata yang kau ucapkan akan menyakiti orang yang dicintai? Kira merasakan akan menyakitinya, sebaiknya jangan pernah dilafazkan. Kerana semakin besar risiko untuk kehilangan orang yang dicintai.


Jadi berfikirlah, apakah kata-kata yang akan dilafazkan sebanding dengan akibat yang akan diterima??

Perkembangan Sosio-Emosional Remaja Akhir (19 – 24 tahun)




Karena perkembangan tubuhnya sudah matang dan berada pada puncaknya. Maka emosi remaja usia akhir pun semakin stabil. Mereka semakin mandiri dan mulai mencari pasangan hidup dengan serius. Walaupun hubungan dengan kawan – kawan seumurannya tidak terlalu menjadi pengaruh lagi dibandingkan dengan ketika ia mengalami masa transisi, hal itu masih menjadi isu dalam perkembangannya.(The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry: Facts for Families © All rights reserved. 2008)

Berikut adalaha beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosio-emosional remaja usia akhir (19 – 24 tahun) :
  1. Orangtua
Peran orangtua dalam kehidupan remaja akhir berkurang. Karena remaja di usia akhir merasa bahwa mereka sudah mandiri untuk memutuskan dan memecahkan masalahnya sendiri dan menentukan pilihan dalam hidupnya seperti memilih pekerjaan dan pasangan hidup.
  1. Teman
Tidak dipungkiri, pada kenyataannya, lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup memberi pengaruh pada diri seorang remaja. Pengaruh teman kelompok sebaya ini bersifat eksternal. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakata atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan, maka kemungkinan akan mengalami kegagalan.
Walaupun begitu, pengaruh teman dalam kehidupan sosio-emosi remaja akhir sudah berkurang. Sehingga kurang-lebih, peran dan dukungan orangtua lebih berpengaruh.
 2. Peran Jenis (Gender)
Stereotype masyarakat seringkali telah menilai terhadap jenis kelamin seseorang. Masyarakat menghendaki agar jenis tugas atau pekerjaan tertentu dilakukan oleh jenis kelamin tertentu pula. Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin kadang-kadang menentukan seseorang dalam memilih karir pekerjaan. Seorang perempuan mungkin akan mengambil karir yang kiranya dapat dijalaninya, tanpa banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti di kemudian hari, misalnya sekretaris, dokter anak, psikolog anak, guru atau dosen, penunggu atau penjaga toko dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya seorang laki-laki akan memilih sesuai dengan dirinya misalnya tentara, polisi, hakim, jaksa dan lain sebagainya.

3. Karakteristik kepribadian

Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik pribadi yang mempengaruhi pemilihan program studi maupun karir individu, diantaranya bakat minat, kepribadian, dan intelektual biasanya menentukan keberhasilan remaja dalam memilih dan menjalankan program studi serta karir pekerjaan mereka. Individu yang memiliki minat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal, tanpa ada paksaan dari orang lain, biasanya akan mencapai keberhasilan dengan baik. Keberhasilan tidak dapat diukur secara materi finansial yang melimpah, tetapi seberapa besar nilai kepuasan hidup yang diperoleh melalui pilihan-pilhan tersebut.