Minggu, 23 Juni 2013

Perkembangan Sosio-Emosional Remaja Akhir (19 – 24 tahun)




Karena perkembangan tubuhnya sudah matang dan berada pada puncaknya. Maka emosi remaja usia akhir pun semakin stabil. Mereka semakin mandiri dan mulai mencari pasangan hidup dengan serius. Walaupun hubungan dengan kawan – kawan seumurannya tidak terlalu menjadi pengaruh lagi dibandingkan dengan ketika ia mengalami masa transisi, hal itu masih menjadi isu dalam perkembangannya.(The American Academy of Child and Adolescent Psychiatry: Facts for Families © All rights reserved. 2008)

Berikut adalaha beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosio-emosional remaja usia akhir (19 – 24 tahun) :
  1. Orangtua
Peran orangtua dalam kehidupan remaja akhir berkurang. Karena remaja di usia akhir merasa bahwa mereka sudah mandiri untuk memutuskan dan memecahkan masalahnya sendiri dan menentukan pilihan dalam hidupnya seperti memilih pekerjaan dan pasangan hidup.
  1. Teman
Tidak dipungkiri, pada kenyataannya, lingkungan pergaulan dalam kelompok remaja cukup memberi pengaruh pada diri seorang remaja. Pengaruh teman kelompok sebaya ini bersifat eksternal. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakata atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan, maka kemungkinan akan mengalami kegagalan.
Walaupun begitu, pengaruh teman dalam kehidupan sosio-emosi remaja akhir sudah berkurang. Sehingga kurang-lebih, peran dan dukungan orangtua lebih berpengaruh.
 2. Peran Jenis (Gender)
Stereotype masyarakat seringkali telah menilai terhadap jenis kelamin seseorang. Masyarakat menghendaki agar jenis tugas atau pekerjaan tertentu dilakukan oleh jenis kelamin tertentu pula. Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin kadang-kadang menentukan seseorang dalam memilih karir pekerjaan. Seorang perempuan mungkin akan mengambil karir yang kiranya dapat dijalaninya, tanpa banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti di kemudian hari, misalnya sekretaris, dokter anak, psikolog anak, guru atau dosen, penunggu atau penjaga toko dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya seorang laki-laki akan memilih sesuai dengan dirinya misalnya tentara, polisi, hakim, jaksa dan lain sebagainya.

3. Karakteristik kepribadian

Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik pribadi yang mempengaruhi pemilihan program studi maupun karir individu, diantaranya bakat minat, kepribadian, dan intelektual biasanya menentukan keberhasilan remaja dalam memilih dan menjalankan program studi serta karir pekerjaan mereka. Individu yang memiliki minat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal, tanpa ada paksaan dari orang lain, biasanya akan mencapai keberhasilan dengan baik. Keberhasilan tidak dapat diukur secara materi finansial yang melimpah, tetapi seberapa besar nilai kepuasan hidup yang diperoleh melalui pilihan-pilhan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar